Rabu, 24 Februari 2016

SEMAAN AL QURAN MANTAB:
ASAL USUL
By: Achmad Marzuqi


“Baiklah, aku sanggupi persyaratan darimu,” ucap Bandung Bondowoso menanggapi persyaratan aneh dari gadis cantik incarannya, Loro Jonggrang. Meski akhirnya gagal mewujudkan candi yang berjumlah seribu buah. Candi yang belakangan dinamakan Prambanan mampu kita nikmati hingga sekarang.
Saat Sangkuriang marah karena merasa dipermainkan ibunya yang dikira gadis biasa, dipun menendang perahu yang semalaman dia kerjakan hingga berubah menjadi gunung Tangkuban Perahu. Danau Toba, Pulau Samosir, dan sebagainya menjadi bukti jika segala sesuatu ada asal usulnya. Apalagi kegiatan luar biasa yang bernama Semaan Al Quran Mantab ini.

Bukan hal mudah bagi Gus Miek pendiri Dzikrul Ghafilin dan Semaan Al Quran ini ketika harus memperkenalkan rutinan ini di masyarakat. Karena banyak kiyai kiyai besar yang menentang. Namun berkat kegigihan dan ketabahannya Dzikrul Ghafilin yang awal mula kemunculannya bernama Aurod Lailiyah (1965) dan Semaan Al Quran yang awal mula berdirinya bernama Jantiko (1986) mulai dikenal masyarakat luas.
“Dalam semaan Al Quran ada seorang pembaca Al Quran, huffazhul Quran dan Samiin,” dawuh Gus Miek. Seperti yang disabdakan oleh Raulullah SAW, bahwa yang membaca Al Quran dan yang mendengarnya mendapatkan pahala yang sama.
Jantiko sendiri diambil dari bahasa jawa, yang berarti Jamaah Anti Kolir (jamaah yang anti putus asa, ngersulo, maksiat  dan banyak lagi. Beberapa tahun demikian ditambah kata MANTAB yang dalam bahasa Arab yang artinya orang-orang yang bertaubat.
Kini jamaah itu tidak hanya ada di Kediri, temat kelahiran beliau. Tapi telah menyebar e seluruh pelosok Indonesia wa bil khusus warga Nahdiyyin.
Sementara untuk waktu pelaksanaannya diadakan setiap hari Selasa Pon di masing-masing Kabupaten. sedang ditingkat kecamatan Kertosono sendiri diadakan setiap hari Selasa Legi.
 (disarikan dari http://dzikrul-ghofilin.blogspot.com)
Kertosono, 24 Februari 2016

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts