ANAK DALAM
TEROPONG AL QURAN
Oleh: Achmad
Marzuqi
Hari Anak Nasiaonal.Seperti sebuah hari yang baru aku dengar. Pasalnya
pas jamanku dulu sekolah, belum pernah dengar istilah ini. Paling cuma Hari
Ibu, Hari Pahlawan sampai Hari-hari besar keagamaan. Ah kamu ini... kastrok
banged sih!!
Hehe, iya juga. Maklum, lulusan pesantren.
taunya ngaji, ngaji dan ngaji. Apa iya?
Gini-gini masih bisa searching kok,
nanya ke si mbah. Dan ternyata kata si Embah Hari Anak Nasional itu jatuh pada
tanggal 23 Juli. Jadi gimana donk?
Soalnya keponakan-keponakanku dan juga
siswa-siwa MI sekecamatan Kertosono dapat undangan ke Waterpark dengan harga
yang amat miring, Rp. 8000/masuk. Padahal biasanya tiket bisa mencapai Rp.
35.000
Ah lupakan!
anak dalam teropong al quran-achmad m |
Kembali ke diriku, santri yang sedikit
kastrok ini. Ingin rasanya berbagi coretan demi ikut andil dalam pembahasan
tentang “anak” dalam lingkup Al Quran sebatas yang aku fahami.
Anak atau dalam bahasa Arab disebut ولد diterangkan secara berulangkali dalam Al
Quran. Jumlahnya ada puluhan, dari yang menerangkan tentang penegasan keesaan
Allah, hubungan anak dan orangtua, pembahasan warisan sampai keadaan anak-anak
muda pelayan surga.
Yuk kita preteli dikit-dikit!
1.
Penegasan
tentang keesaan Allah
Allah Maha Esa, jelas. Dia tidak beranak tidak pula diperanakkan. Tidak berbapak tidak pula beribu. Pusing??
Gini aja deh, Allah itu Tuhan kita. Tuhan itu satu, tak mungkin banyak. Karena kalau banyak bisa terjadi pertengkaran dan duaaar... ancur deh. Jadi karena Tuhan itu satu, sudah pasti tidak ada duanya, alias tidak beranak. Perintah-Nya juga satu macam, tidak mungkin berlawanan.
a. Allah Maha Esa, tidak beranak ataupun sebaliknya
(Qs. Al Ikhlas: 3) (Qs. Maryam: 88, 91, 92) (Al Isra: 111) de el el.
b. Orang-orang musyrik hobi membunuh anak-anak karena kepercayaan yang salah
(Qs. Al Anam: 137, 140, 151) de el el
c. Isa itu Nabi, bukan anak Allah
(Qs. Attaubah: 30) de el el
Allah Maha Esa, jelas. Dia tidak beranak tidak pula diperanakkan. Tidak berbapak tidak pula beribu. Pusing??
Gini aja deh, Allah itu Tuhan kita. Tuhan itu satu, tak mungkin banyak. Karena kalau banyak bisa terjadi pertengkaran dan duaaar... ancur deh. Jadi karena Tuhan itu satu, sudah pasti tidak ada duanya, alias tidak beranak. Perintah-Nya juga satu macam, tidak mungkin berlawanan.
a. Allah Maha Esa, tidak beranak ataupun sebaliknya
(Qs. Al Ikhlas: 3) (Qs. Maryam: 88, 91, 92) (Al Isra: 111) de el el.
b. Orang-orang musyrik hobi membunuh anak-anak karena kepercayaan yang salah
(Qs. Al Anam: 137, 140, 151) de el el
c. Isa itu Nabi, bukan anak Allah
(Qs. Attaubah: 30) de el el
2.
Hubungan
orangtua dan anak
jadi anak haruslah berbakti kepada orangtua dan jadi orangtua haruslah mendidik anak-anaknya dengan baik. Masing-masing punya hak dan kewajiban
(Qs. Maryam: 14) (Qs. Annaml: 19)
jadi anak haruslah berbakti kepada orangtua dan jadi orangtua haruslah mendidik anak-anaknya dengan baik. Masing-masing punya hak dan kewajiban
(Qs. Maryam: 14) (Qs. Annaml: 19)
3.
Pembahasan
warisan
Harta merupakan benda yang amat krusial, manusia diciptakan dengan fitrah cinta terhadap harta. Makanya Islam mengatur hal ini. Biar gak berantakan
(Qs Annisa: 11, 12, 176) de el el
Harta merupakan benda yang amat krusial, manusia diciptakan dengan fitrah cinta terhadap harta. Makanya Islam mengatur hal ini. Biar gak berantakan
(Qs Annisa: 11, 12, 176) de el el
4.
Anak-anak
Muda Pelayan Surga
(Qs. Al Waqiah:17) (Al Insan:19) de el el
(Qs. Al Waqiah:17) (Al Insan:19) de el el
Ihh, gado gado banget sih keteranagnnya.
Pusying tau!!
Yowes, langsung ke kesimpulan aja
Bahwa awalnya aku pikir hari ini Hari Anak
Nasional, pas nanya Mbah Google ternyata bukan. Tapi kata keponakanku memang
iya, soalnya mereka pada diundang di Waterpark Kertosono dengan tiket yang amat
miring. Oleh karena temanya tentang anak. Akupun membuat artikel tentang “Anak
dalam Teropong Al Quran” Hasilnya:
Allah itu Maha Esa. Adalah sebuah kekeliruan
menganggap Allah itu beranak. Dia mengatur kita supaya mengesakan-Nya dan dalam
hubungan sosial seorang anak haruslah berbakti pada orangtua. Jika ada salah
satu yang meninggal maka huum Waris Mewarisi sudah ada dalam Islam, tinggal
menjalankan. Gitu deh. Semoga bermanfaat. Amiin.
Nganjuk, 11
Feb 2016
Tiada ulasan:
Catat Ulasan