Galeri MTQ 8 –
Apa Arti Hakim?
MTQ, memang
selalu memberikan cerita yang tiada henti. Di manapun dan kapanpun selalu ada
hal baru. Kenalan baru, penginapan baru, suasana baru, pengalaman baru sampai
pembina dan dewan hakim pun baru. Bukan orangnya yang baru, akan tetapi kita
saja yang baru mengenalnya.
Saat itu
kita memang sedang makan siang bersama, di sebuah meja bundar di pinggiran
kolam renang. Dan memang, kami yang berjumlah 5 orang datang dari daerah yang
berbeda. Bilal dari Batu Ceper, Kota Tangerang, Fauzi Ridho asli bogor, M.
Fadhlullah kelahiran Banyuwangi, Rasyid keturunan Lombok dan aku
sendiri dari tanah timur Jawa.
“Coba saja
jika nanti kau jadi orang sukses dan bepergian di suatu daerah asing. Lalu
ingat punya teman di sini, makan bareng, tidur bareng. Kan enak tinggal
menghubungi. Please call him,” lanjut beliau.
Aku akui
memang beliau humoris dengan bahan-bahan candaan yang tiada habis.
Tapi diakui
memang beliau berkata benar. Dengan kenalan baru tentunya jangan hanya terputus
gara-gara MTQ usai, tapi terus disambung supaya terjalin silaturohim. Lagian
kita tidak tahu siapa yang bakal sukses di kemudian hari.
Enak kan
hidup bisa saling bantu.
Rasyid
sendiri ikut bicara soal pengalamannya bersama pembina, Ust. Abdurrahman
namanya. Awal bertemu, judes tampaknya, tegas pula. Namun seiring waktu
berjalan ternyata beliau humoris juga. Apalagi soal pengalamannya di dunia per
MTQ an.
“Coba kamu
tahu nggak arti dari Hakim itu apa?” pancing Ust. Abdurrahman.
“Orang yang
adil Ustadz, yang bijaksana juga,” jawab Rasyid yakin bercampur ragu.
“Bukan
bukan...,” Ustadz menyela. “Hakim itu sebenarnya singkatan. Singkatan dari “Hubungi
Aku Kalau Ingin Menang”,” lanjutnya sambil tersenyum.
“Lha gimana
caranya?” tanyaku pada Rasyid yang sedang bercerita.
“Misalnya
kamu mau tampil tahfizh 30 juz, datangi dulu hakim. Minta soal yang gampang
atau gimana sajalah yang penting konek ama mereka,” kata Rasyid sambil ketawa.
Hmmmm.. ada
ada saja.
Le Dian Hotel, 07 April 2016
Tiada ulasan:
Catat Ulasan