MATERINYA
HOT
Oleh: Achmad Marzuqi
Oleh: Achmad Marzuqi
Bahasa menjadi sebuah ungkapan
pembicaraan yang wajib dalam pergaulan. Pelafalannya harus jelas, lengkap dan
bisa difahami. Salah ungkap saja bisa menimbulkan salah arti, salah penafsiran.
Jika sampai miskom alias minim komunikasi ujung-ujungnya bisa bahaya.
Masih ingat kisah Khalifah Umar
yang mengirim pesan melalui kurirnya supaya diberikan kepada seorang gubenur. Dalam
tulisan itu hanya ada tulisan Alif, Qaf, Ba, Lam dan Ha (أقبله)
yang artinya “Terimalah dia.” Dasar bahasa Arab jaman itu semua huruf tak
memiliki tanda titik ataupun harokat. Sang gubernur merasa jika tulisan itu
berisi huruf Alif, Qaf, Ta’, Lam dan Ha. (أقتله) yang berarti “Bunuhlah dia.”
Guru Hot versi anak-anak diniyah pinggiran |
Merasa aneh
dengan perintah sang kholifah, gubernur segera mengirim utusan untuk menanyakan
tentang perintahnya yang dia anggap di luar syariat Islam. Umar segera
mengoreksi diri dan meluruskan keadaan yang sebenarnya. Bayangkan, betapa
berdosanya jika itu terjadi tanpa ada komunikasi.
Itu tentang
tulisan, lalu bagaimana tentang pelafalan atau pengucapan?
Adalah
Pak Ali, guru mengaji di sebuah diniah kecil di pinggiran Pasar. Di suatu
maghrib dilihatnya ruang kelas Pa Tarom, teman mengajarnya ramai tak berguru. Dia
pun penasaran dan ingin mengisi.
“Sekarang
jam pelajaran siapa anak-anak?” begitu Pak Ali membuka pelajaran di kelas.
“Jam
pelajaran Pa Tarom,” jawab anak-anak kompak.
“Materinya
apa sekarang?” Pak Ali balik bertanya.
“Materinya
HOT Pak.”
“Apa?”
Pak Ali memastikan pendengarannya.
“HOT Pak.”
Gubrak. Materi
Khot (tentang gaya kepenulisan) dibilangnya HOT.
Kertosono, 09
Februari 2016
Tiada ulasan:
Catat Ulasan