Ikhtisars Asbabun Nuzul Surat At Taubah Juz 10
(Ayat 41 - 66)
1.
(Diriwayatkan
Ibnu Jarir dari Hadhromi) bahwasanya
orang-orang berharap menjadi bagian dari yang diberi keringanan utk tidak pergi
berperang (sakit, lanjut usia) maka Hadhromi berkata, “Sesungguhnya aku
berdosa.”
Maka turunlah ayat 41
Infiruu khifaafan wa tsiqaalan (Qs. At Taubah: 41)
Maka turunlah ayat 41
Infiruu khifaafan wa tsiqaalan (Qs. At Taubah: 41)
#rãÏÿR$# $]ù$xÿÅz
Zw$s)ÏOur (#rßÎg»y_ur
2.
(Ibnu
Jarir dari Amr bin Maimun) Dua perkara
yang dilakukan Rasulullah SAW tanpa menunggu turunnya perintah dari AllahSWT,
memberi izin orang munafik dan menerima tebusan dari tawanan
perang. Allah pun menegur dengan firman-Nya ayat 43
‘Afallahu ‘anka lima adzinta lahum (Qs. At Taubah ayat 43)
عفا الله عنك
Kunjungi juga:
Ikhtisar AN At Taubah 1-10
‘Afallahu ‘anka lima adzinta lahum (Qs. At Taubah ayat 43)
عفا الله عنك
Kunjungi juga:
Ikhtisar AN At Taubah 1-10
3.
(Ath
Thabrani dan Abu Naim dari Ibnu Abbas)
Percakapan antara Nabi SAW dengan Jadd bin Qais tentang pendapatnya berperang dengan Pasukan Romawi. Dengan satu alasan yaitu takut tergoda wanita Romawi.
Turunlah ayat ini
Wa Minumul ladziina (Qs. At Taubah ayat 49)
ومنهم من يقول
(Ibnu Abbas) Nabi memerintahkan untuk berperang niscaya akan mendapat ghonimah wanita-wanita cantik Romawi. Maka orang-orang munafik menjawab jika mereka khawatir kena fitnah karena wanita-wanita Romawi. Sehingga ada alasan untuk tidak pergi berperang. Maka turunlah ayat tersebut.
Percakapan antara Nabi SAW dengan Jadd bin Qais tentang pendapatnya berperang dengan Pasukan Romawi. Dengan satu alasan yaitu takut tergoda wanita Romawi.
Turunlah ayat ini
Wa Minumul ladziina (Qs. At Taubah ayat 49)
ومنهم من يقول
(Ibnu Abbas) Nabi memerintahkan untuk berperang niscaya akan mendapat ghonimah wanita-wanita cantik Romawi. Maka orang-orang munafik menjawab jika mereka khawatir kena fitnah karena wanita-wanita Romawi. Sehingga ada alasan untuk tidak pergi berperang. Maka turunlah ayat tersebut.
4.
(Ibnu
Abi Hatim dari Jabir bin Abdullah) Orang-orang
munafik yang tetap tinggal di Madinah selalu memberi kabar bohong tentang
Nabi yang katanya mereka ditimpa kesusahan dan bencana di medan perang.
Ternyata perkataan mereka hanya dusta belaka dan Nabi pulang dengan selamat.
Turunlah ayat 50.
In Tushibka hasanatun (Qs. At Taubah ayat 50)
ان تصبك حسنة
In Tushibka hasanatun (Qs. At Taubah ayat 50)
ان تصبك حسنة
5.
(Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas) menanggapi perkataan
Jadd bin Qais, “sesungguhnya apabila aku bertemu wanita Romawi aku takut
tidak bisa sabar dan menimbulkan fitnah. Maka cukuplah aku berinfak (dan tidak
turut berjihad)
Allah berfirman:
Qul Anfiquu Thau’an au Karhan (Qs. At Taubah ayat 53)
قل أنفقواطوعا
Allah berfirman:
Qul Anfiquu Thau’an au Karhan (Qs. At Taubah ayat 53)
قل أنفقواطوعا
6.
(Bukhari dari Ibnu Abbas) Ketika Rasulullah
SAW membagi bagian (zaat) datanglah Bani Khwaisirah seraya berkata,
“berlaku adillah!” Nabi menjawab, “Celakalah kalian. Siapa yang bisa adil jika
aku tidak berlaku adil?”
Maka Allah menurunkan ayat 58
Wa Minhum Man Yalmizuka (Qs. At Taubah ayat 58)
ومنهم من يلمزك
Maka Allah menurunkan ayat 58
Wa Minhum Man Yalmizuka (Qs. At Taubah ayat 58)
ومنهم من يلمزك
7.
(Ibnu
Abbas) Ibnu Harits mendatangi
Rasulullah SAW, lalu dia duduk dan mendengar apa yang disampaikan beliau. Setelah
selesai dia pun mendatangi orang-orang munafik seraya menyampaikan apa yang
didengarnya dari Rasulullah (dengan niat mengejek). Maka Allah menurunkan ayat
Wa Minhumul Ladziina Yu’dzuuna Nabi (Qs. At Taubah ayat 61)
Adalah Jullas bin Suwaid bin Samit, Mikhasi bin Umar dan Wadiah bin Tsabit saling menggunjing tentang Rasulullah. Maka turunlah ayat 61
Wa Minhumul Ladziina Yu’dzuuna Nabi (Qs. At Taubah ayat 61)
Adalah Jullas bin Suwaid bin Samit, Mikhasi bin Umar dan Wadiah bin Tsabit saling menggunjing tentang Rasulullah. Maka turunlah ayat 61
8.
(Ibnu
Mundzir dari Qatadah) tentang
perkataan seorang munafik yang memuji orang-orang yang tidak turut Perang Tabuk
dan dia juga mencela Nabi. Ketika dilaporkan kepada Nabi SAW, dia bersumpah
jika tidak berkata demikian alias berbohong. Maka Allah menurunkan ayat 62
Yahlifuuna Billahi Lakum (Qs. At Taubah ayat 62)
Yahlifuuna Billahi Lakum (Qs. At Taubah ayat 62)
9.
(Ibnu Mundzir dari Qatadah) “Orang inikah yang mengharapkan istana dan
benteng di negeri Syam, tidak mungkin,” ucap seorang munafik. Rasulullah
mengetahuinya dan menyakan tentang kebenaran ucapannya. Dia menjawab jika ucapannya
hanya main-main dan senda gurau. Maka turunlah
Wa Lain Saaltahum La Yaquulunna (Qs. At Taubah ayat 65)
Riwayat Ibnu Umar dengan kisah yang sama menyebutkan bahwa laki-laki tersebut bernama Abdullah bin Ubay bin Salul.
Wa Lain Saaltahum La Yaquulunna (Qs. At Taubah ayat 65)
Riwayat Ibnu Umar dengan kisah yang sama menyebutkan bahwa laki-laki tersebut bernama Abdullah bin Ubay bin Salul.
10.
Selanjutnya
masih tentang lanjutan kisah di atas, perkataan yang bernada ejekan tersebut
membuat geram para sahabat . kedok mereka dibongkar oleh Allah melalui
firman-firman-Nya, tetapi mereka malah mendatangi nabi dan memberi alasan. Allah
berfirman:
Laa Ta’tadziruu Qad Kafartum (Qs. At Taubah ayat 66)
Laa Ta’tadziruu Qad Kafartum (Qs. At Taubah ayat 66)
#menujusuksesMTQPropinsi2016
Nganjuk, 30 Maret 2016
Tiada ulasan:
Catat Ulasan