Rahib Yahudi, Utusan Quraisy dan Turunnya Surat Al Kahfi
Sahabat. Pernahkah kalian membaca atau
mendengar sebuah hadits yang menerangkan tentang keutamaan membaca Surat Al
Kahfi di hari Kamis hingga Jumat?
Surat Al Kahfi |
Seperti sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Bakr bin Mardawih berikut ini.
"Siapa yang
membaca Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya
sampai langit. Akan meneranginya sampai hari kiamat. Dan diampuni dosanya di
antara dua Jumat."
Ada juga kabar keutamaan yang tak kalah menariknya. Nabi Saw bersabda:
"Siapa yang membaca Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat." (HR. Hakim dan Al Baihaqi)
Ada juga kabar keutamaan yang tak kalah menariknya. Nabi Saw bersabda:
"Siapa yang membaca Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat." (HR. Hakim dan Al Baihaqi)
Terlepas dari keutamaan dan kandungan hikmah yang
ada dalam surat Al Kahfi, terselip kisah yang sangat menarik yang perlu pembaca
ketahui. Kisah ini menceritakan bagaimana upaya kaum Yahudi memadamkan cahaya
islam yang selama ini mereka musuhi.
Kaum Yahudi seakan tidak pernah lelah untuk
menghancurkan umat Islam. Berbagai upaya dan tipu muslihat mereka lakukan. Sampai-sampai
mereka rela mengorbankan harta dan nyawa hingga umat Islam mengikuti apa yang
mereka inginkan.
Kelakuan mereka ini Allah abadikan dalam
salah satu firman-Nya:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (Qs. Al
Baqarah : 120)
Satu upaya nyata yang mereka
lakukan adalah memerongrong kaum Quraisy untuk tidak mempercayai ajaran yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw kala beliau masih berdakwah di Kota Mekah.
Diceritakan melalui Ibnu
Ishaq berkata, “Rahib-rahib Yahudi berkata kepada kedua utusan Quraisy yang
datang ke Madinah, ‘Tanyakan tiga hal kepada sahabatmu. Jika ia mampu
menjawab ketiga hal tersebut, ia seorang Nabi yang diutus. Jika ia tidak bisa
menjawabnya, maka ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat
kalian tentang dia.”
1. Tanyakan kepadanya
perihal pemuda-pemuda yang meninggal pada periode pertama dan bagaimana
informasi tentang mereka? Karena mereka mempunyai informasi yang menarik.
2. Kemudian tanyakan
kepadanya perihal seorang pengembara yang menjelajahi timur dan barat;
bagaimana kisahnya?
3. Kemudian tanyakan
kepadanya perihal roh; apakah roh itu?
Jika sahabatmu bisa
menjawab ketiga pertanyaan tersebut, ia seorang Nabi dan kalian harus
mengikutinya. Jika ia tidak bisa menjawabnya, berarti ia berkata bohong dan
silahkan kerjakan apa yang kalian inginkan terhadap dia’.”
Kisah yang disampaikan oleh Ibnu Ishak di
atas cukup memberikan kepada kita perbedaan kualitas kelas yang dimiliki kaum
yahudi dan orang-orang Quraisy saat itu. Jika orang-orang Quraisy terkenal
dengan sifat “ummi” (tak pandai baca tulis), maka kaum Yahudi bisa
dikatakan sebagai kaum yang ”melek” ajaran-ajaran Samawi, karena mereka
mewarisi ajaran-ajaran suci Kitab Taurat yang mereka selewengkan.
Namun, meski mereka mengetahui kebenaran. Untuk
mengikutinya mereka tetap enggan.
Dan apabila dikatakan kepada
mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka
berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada
kami". dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya,
sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada
mereka.
(Qs. Al Baqarah : 91)
Upaya busuk kaum Yahudi ini “sedikit”
berhasil kala Nabi Muhammad Saw menjanjikan akan menjawab semua pertanyaan itu
besoknya. Sementara wahyu yang ditunggu tidak kunjung tiba.
Mereka berkata, “Muhammad
menjanjikan memberi jawaban atas pertanyaan kita besok pagi, dari waktu sudah
berjalan lima belas malam, namun ia tidak memberi jawaban atas pertanyaan
kita.’
Rasulullah Saw sedih
sekali, karena wahyu terputus dari beliau. Beliau terpukul dengan komentar
orang-orang Quraisy terhadap dirinya.
Kemudian Malaikat Jibril datang kepada beliau dari Allah Azza wa Jalla dengan membawa surat
Al-Kahfi. Dalam surat tersebut Allah menjelaskan kepada beliau informasi
seputar pertanyaan mereka; perihal pemuda-pemuda yang mereka maksud, sang pengembara,
dan permasalahan roh.
Sahabat. Marilah kita berhati-hati
terhadap kaum Yahudi atau siapapun yang hendak menjatuhkan Islam. Dan jangan
lupa untuk meraih keutamaan dari apa yang telah Nabi Muhammad Saw sabdakan
dengan membaca Surat Al Khafi di hari yang telah ditentukan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan