Jumaat, 4 Mac 2016

Dengan Alasan Apa Aku beralasan?

Dengan Alasan Apa Aku beralasan?

Bicara soal alasan tentu semua orang akan faham, apa sih alasan itu. Dan bisa dipastikan hampir rata-rata orang pernah mempunyai alasan.
Ketika anak SD ditanya, “kenapa kamu telat?”
“Hmmm.. pakaian saya masih basah Pak. Baru disetrika.”
Ketika seorang pegawai ditegur atasannya, “kenapa tidak masuk kemarin?”
“Anu Pak, istri saya sakit.”

Ada juga cerita dari teman, peserta lomba MTQ Kab. Sukabumi bertanya kepada pengurus perlombaan, menjelang dihelatnya Perlombaan Tingkat Propinsi, “mengapa belum ada TC di sini?”
“karena dana dari Pemda belum turun, jadi belum bisa dilaksanakan.”
Dan banyak lagi.
Intinya alasan dibuat untuk memberi penjelasan apa sebab dari suatu kejadian.
Demikian juga dengan keadaan diriku beberapa hari ini.

Sebagai warga One Day One Post (ODOP) yang taat, sudah menjadi keharusan bagi aku untuk memposting tulisan apapun di website yang aku kelola. Apalagi jika hal itu berkaitan dengan tugas yang diberikan oleh Bapak Presiden, Bang Syaiha.
Namun sayangnya, hal itu tak bisa aku lakukan. Alasannya?
Kalau diminta beralasan tentu seribu satu alasan bisa aku kemukakan (nggak nyampek sih, hehehe)
Dari mondar mandir mengikuti proses Trainning Centre atau yang biasa diistilahkan dengan TC MTQ Kota Sukabumi. Lalu konsentrasi mengikuti pelatihan selama tiga hari (1-3 Maret). Fokus pada materi pembinaan. Laptop nggak dibawa dan banyak lagi.

Tapi apalah arti dari alasan-alasan itu jika hanya untuk ngeles?
Dengan alasan apa pula aku mengemukakan alasan itu?

Ah, mending aku mendengarkan dua kata ajaib dari bang Isa Alamsyah aja.
No Excuse
Beres, semua alasan akan kelar. Dan aku tidak akan mengemukakan alasan lagi untuk beralasan.
Terutama dalam memposting tulisan, One Day One Post. Apalagi sampai berhutang.  ^_^
Bukankah amalan yang disukai Allah itu amalan yang sedikit tapi terus menerus?

Sesuai dengan hadits Nabi, “Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga kamu menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling diusukai Allah adalah amal yang istiqamah (terus menerus) walau sedikit.  (HR. Abu Daud)

Okelah, sekarang tak ada alasan lagi bagiku untuk beralasan kecuali jika hal itu untuk kebaikan.
Kenapa kamu tidak ikut mencontek?
Kenapa kamu sayang istrimu yang pemarah itu?
Kenapa kamu masih juga menyempatkan tilawah di tengah kesibukan ini?
Tentu akan ada alasan jika untuk kebaikan, seperti juga akan ada alasan untuk mempertahankan keburukan.
Pilih mana sekarang??

Cisaat, 4 Maret 2016

Tiada ulasan:

Catat Ulasan