Selasa, 1 Mac 2016

5 Tipe Pencari Nafkah di Jalanan

5 TIPE PENCARI NAFKAH DI JALANAN
By: Marzuqi Ahmad

Beda orang beda penilaian. Mungkin itu adalah istilah yang cocok dalam memberi gambaran perbedaan. Tergantung dari sudut mana dia memandang.
Asing di mataku belum tentu asing di mata orang lain. Dan ini murni tentang penilaianku selama beberapa pekan montang manting di perjalanan.

5 Tipe Pencari Nafkah di Jalanan
1. Tipe PHP
      "Ayo ayo Luwipanjang Luwipanjang" teriak seorang sopir yang sedang ngetem di stasiun Kiaracondong Bandung.
Aku sebagai penumpang bisa memperhatikan.
"Luwipanjang Langsung Luwipanjang langsung!" sambil menyalakan mesin angkot, maju mundur (syahrini donk. Hehe) layaknya hendak siap berangkat. Padahal nunggunya saja bisa menghabiskan waktu makan bakso 2 porsi.

2. Tipe  Baper
      Tentunya bukan Baper alias bawa perasaan layaknya anak anak jaman sekarang.
"Kurang seribu lagi Bu," kata seorang sopir angkot kala diberi dua lembar uang dua ribuan. "Coba ibu ngojek udah berapa bayarnya. Ini bukan buat saya. Ini buat setoran. Sekarang udah susah mahal pula."
Glek.
Baper. Bawa bawa Permasalahan

3. Tipe Petak Umpet
      "Mang anterin ke tempat anu!" kata Ani pada tukang ojeg.
"Oke, cabut."
Setelah tiba di ktp eh tkp. Mang Ojeg minta bayaran yang lumayan menguras kantong saku. Dasar si Ani orang baru, begitu cerita kepada kawannya tentang ongkos yang mang ojeg pinta.
"Padahal kalau jalan paling cuma sekilo. Mang ojeg aja yang muter muter biar terasa jauh."
Deg. #nyesek

4. LRD
     Cinta Jarak Jauh?
     Bukan Bukan! Sinyal kalee yang jauh.
     Seorang lelaki gempal bertato kepala kadal datang menghampiri Ono yang keluar dari toilet umum.
"Dua ribu Mas." kata si preman.
"Ini kan gratis. Tuh liat tulisannya!" seraya Ono menunjuk papan pengumuman.
"Itu dulu Mas. Sekarang udah beda." sambil menadahkan tangan. Meminta uang.
Celingukan. Merasa gak punya teman. Kalah isi badan. Ono akhirnya membayar juga.
Lu Rasakne Dewe hehe. Kata preman dalam hati.

5. Penipu
     Seorang tukang becak menghampiri Ana dan Ani yang terlihat membawa ransel di prapatan kota.
"Ayo Neng, becaknya!"
Ana ini hanya menggelengkan kepala. Tak menerima.
"Plis donk neng. Seikhlasnya. Mau ke mana saja saya antar. Pagi ini saya belum makan neng," mengiba.
Merasa iba kedua gadis inipun setuju. Lantas naik.
Belum duapuluh kayuhan becak. Si bapak bercerita jika kemarin ada penumpang yang hampir sama dengan keduanya. Udah gitu bayar duapuluh ribu.
"Jadi kita harus bayar segitu Pak?" tanya Ani kesal.
"Iya neng. Tarifnya memang duapuluh ribu seorang."
"Tadi bapak bilang....."
Terjadilah percekciokan..
Ketipu Daaa...

(just kidd and share pengalaman)
Sukabumi, 1 Maret 2016


Tiada ulasan:

Catat Ulasan