Rabu, 23 Mac 2016

TAJRI MIN TAHTIHA

TAJRI MIN TAHTIHA

“Assalamualaikum Pak.” Satu chat masuk mendentang di hp ku, via whatsapp.
“Waalaikumsalam.” Jawabku. Aku coba mengecek nomornya. Nomor baru.
“Siapa ya?” tanyaku sedikit penasaran.
“Saya Pak, yang dulu pernah bapak ajar di Sukabumi.”
“Oh, kamu ya rupanya. AMJ,” jawabku setelah nampak poto dirinya dengan pose selfie.
“Saya pengen nanya soal murojaah Pak. Gimana sistemnya?”

Tajri Min Tahtiha: Tiga Juz Sehari
Sudah lama tak mendengar kabar dari muridku yang satu ini. Dari pertama kali aku mengenal dirinya. Aku bisa melihat potensi menghafalnya di atas rata-rata. Apalagi didukung oleh semangat membara yang dia punya. Ini yang terbilang luar biasa.

“Kamu sudah punya hafalan berapa juz Ji?” tanyaku.
“Alhamdulillah sudah khatam Pak,” jawabnya.
“Subhanallah. Syukurlah. Bapak senang mendengarnya,”ujarku.
Ya, aku bersyukur pernah menjadi bagian dari hidupnya. Saat usianya masih ada di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Meski tak sampai mengantarkannya menghafal Al Quran secara sempurna.
Kini saat berada di kelas sebelas SMA, dia telah menyelesaikan seluruh hafalannya.

Ketika seseorang memutuskan diri untuk menghafal Al Quran, secara otomatis dia mempunyai kewajiban untuk menjaga hafalannya.
Nggak mau menghafal ah.. takut lupa. Ntar kalau lupa malah jadi dosa.
Memang benar ada redaksi hadits dengan arti sebagai berikut:
“Dari Anas bin Malik. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Aku telah melihat dosa-dosa umatku. Maka aku tidak melihat dosa yang lebih besar daripada sebuah ayat yang datang kepada seseorang lalu dia meluapakannya.”

Syeikh berkata: hadits di atas  shahih. Hanya saja bukan terhadap mereka yang menghafal Al Quran lalu ada ayat yang lupa. Tetapi terhadap mereka yang telah datang suatu ayat lalu mereka berpaling daripadanya. Atau sengaja melupakannya. Melalaikannya.

Cara menjaga hafalan (murojaah) amat beragam, jika pada postingan sebelumnya ada sistem satu minggu khatam yang dikenal dengan istilah FAMI BI SYAUQI  maka pada kesempatan ini ada istilah dengan durasi murojaah yang relatif lebih longgar. Sepuluh hari khatam.  Namanya TAJRI MIN TAHTIHA (Tiga Juz Sehari Min. Tiga kHataman Tiga Puluh Hari)

Sesuai namanya, jadi 3 kali satu bulan khatam Al Quran  karena sehari telah murojaah 3 juz.  Lalu bagaimana rinciannya?

Al Quran kan ada 30 juz, maka hal pertama yang dilakukan adalah dengan membaginya menjadi 10 bagian. Rombongan Tiga Juz (RTJ). Total ada 10 RTJ.
Lalu setiap tanggal 1 dan kelipatan sepuluh, 11 dan 21 untuk RTJ 1 dst.
Atau:
1.        Tanggal 1, 11 dan 21     : RTJ I (Juz 1- 3)
2.        Tanggal 2, 12 dan 22     : RTJ II (Juz 4 – 6)
3.        Tanggal 3. 13 dan 23     : RTJ III (Juz 7 – 9)
4.        Tanggal 4, 14 dan 24     : RTJ IV (Juz 10 – 12)
5.        Tanggal 5, 15 dan 25     : RTJ V (Juz 13 – 15)
6.        Tanggal 6, 16 dan 26     : RTJ VI (Juz 16 – 18)
7.        Tanggal 7, 17 dan 27     : RTJ VII (Juz 19 – 21)
8.        Tanggal 8, 18 dan 28     : RTJ VIII (Juz 22 – 24)
9.        Tanggal 9, 19 dan 29     : RTJ IX (Juz 25 – 27)
10.    Tanggal 10, 20, 30/31   : RTJ X (Juz 28 – 30)

Mudahkan?
Ya sih, mudah bagi yang punya kemauan.
Kalau yang masih setengah-setengah (kayak telor ya setengah mateng setengah gosong hehe) apalagi yang ogah-ogahan pasti terasa memberi beban.

TAJRI MIN TAHTIHA tentu tidak hanya diperuntukkan buat mereka yang mempunyai hafalan dengan niat mengulang, tetapi juga bisa digunakan untuk mereka yang ingin mengkhatamkan Al Quran minimal 3x1 bulan. Yang menjadikannya bacaan ketika takdir belum menjadikannya sebagai penghafal Al Quran.

Tajri Min Tahtiha. Sesuai dengan artinya, mengalir di bawahnya (sungai-sungai di bawah surga). Semoga bisa menjadi perantara kita mencicipi dan menikmati aliran sungai di dalam surga. Karena lafadz-lafadz Al Quran yang kita baca atau hafalan yang kita punya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

Dan juga sabda beliau:
"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

Semoga kita semakin semangat untuk membaca, menghafal dan mengamalkan Al Quran.
Created : Marzuqi Ahmad

Nganjuk, 23 Maret 2016

Tiada ulasan:

Catat Ulasan