Selasa, 2 Februari 2016

CEMBURU?? EITTTS... TUNGGU DULU!

CEMBURU??
EITTTS... TUNGGU DULU!
Oleh: Achmad Marzuqi

Tiga golongan yang tidak akan masuk surga selamanya: DAYUS, wanita yang menyerupai lelaki dan peminum arak, sahabat berkata : Wahai Rasulullah, kami menngerti orang yang meminum arak, lalu apakah DAYUS itu? , Nabi menjawab : "Yaitu ORANG YANG TIDAK MEMPERDULIKAN SIAPA YANG MASUK BERTEMU DENGAN AHLINYA (ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA) - ( Riwayat At-Tabrani

Siang ini warung di rumahku agak sedikit ramai oleh pembeli. Kebanyakan mereka membeli kebutuhan dapur seperti beras, jagung, minyak goreng, sayuran, garam dan sebagainya. Aku dan ibuku selalu melayani mereka dengan penuh senang hati, friendly dan cekatan.
“Mad, tolong bungkusin ini.”
“Itu coba tanyain orang yang di depan. Mau beli apa.” Begitulah ibu sering bilang.
keluarga sakinah-bangun komunikasi. HEC2
Meski sudah lama aku membantu ibu di warung tetapi tak jarang aku melakukan kesalahan, dari belanja yang tidak sesuai, salah dalam menghitung total pembelian hingga pelayanan yang dinilai lamban.

“Maaf, Mamad ini memang jarang di warung, belum terbiasa memegang ini dan itu. Jadi naknuk (lamban). Maklum biasanya cuma pegang buku dan balpen.” Demikian ibuku memberi alasan.
Aku hanya bisa tersenyum, sambil berinteropeksi diri.
Perasaan aku udah cepat, tepat dan akurat. Tapi kenapa mesti dinilai lambat
Aku pasti yang salah, ibuku yang benar. Lagian ibuku kan udah pro
Apapun yang sedang aku pikirkan, aku tetap patut bersyukur. Pasalnya dari ibu aku diajarkan dengan hal yang belum pernah aku pelajari di bangku sekolah, kuliah maupun pesantren. semua hanya teori dan tak jarang teori jauh dari realita hidup yang kita jalani.
Saat aku sedang membungkus garam ke dalam kantong-kantong plastik kecil, lamat-lamat aku mendengar ibuku sedang ngobrol serius dengan seorang pelanggan.
Ah, pasti gosip nih.
Ibu-ibu kan suka ngerumpi
Namun konsenterasiku jadi buyar ketika nada bicara itu naik, mungkin ke angka 5 oktav
“Coba bayangin Mbak, tiga hari aku kan dibonceng naik becak ama bapak. Terus dia marah-marah hanya lantaran aku menoleh ama seorang laki-laki tetangga.”
“Siapa dia?” ibuku bertanya
“Itu Pak Waluyo, tetangga.“
Kulihat ibuku menyimak amat serius sambil sesekali menimpali.
“Bapak langsung memberhentiin becaknya sambil marah-marah.”Ayoo lanjutkan aja ngelihatin dia.” Mau gimana coba Mbak, masa naik becak harus nunduk terus.” Sambungnya meminta dukungan.
Nggak cuma itu, di kesempatan lain saya dimarahin hanya gara-gara ngobrol dengan tetangga sebelah.”
Aku tidak tahu, kelanjutan cerita itu. Kayaknya semakin memanjang.
Bagiku sama sekali tidak ada niatan untuk membuka aib si ibu tersebut, bagiku kejadian siang ini hanya sebuah contoh betapa keharmonisan berumah tangga amat diperlukan.
Yang aku tahu,  keduanya pasangan serasi yang selalu bersama saat bepergian. Pasangan romantis dengan becak sebagai kendaraan saat berbelanja. Keduanya pelanggan setia di warung ibuku. Dan yang aku tahu juga sudah tiga hari ini si ibu datang sendiri dengan sepeda mungilnya. Ke mana si bapak?
Mungkinkah karena cemburu?
Ataukah cemburu buta sehingga sedikit kesalahan sang istri jadi perkara yang besar?
Entahlah, aku sendiri hanya seorang bujang yang sedang mencari cinta sejati.hehehe
Aku hanyalah seorang lelaki yang mengharap cinta dari wanita yang baik-baik.
Ingatanku sedikit melayang pada saat belajar di pesantren, tentang bab pernikahan. Tentang orang-orang yang tidak akan masuk ke dalam surga, dayus (orang yang tidak peduli/cemburu terhadap istrinya yang bersama orag lain, wanita yang menyerupai lelaki atau sebaliknya dan peminum khamar.
Sebuah ungkapan syukur aku panjatkan. Mungkin Allah telah mengirim ibu ini sebagai bagian dari pembelajaran.
Cemburu itu wajar, karena ia bagian dari cinta. Malah bisa menjadi suatu yang harus dimiliki. Jangan sampai kita masuk ke dalam golongan yang dicap “Dayyus” oleh Nabi.
Tapi ingat, jangan berlebihan.
Bukankah banyak kasus pembunuhan terhadap pasangan akibat perselingkuhan?
Mungkin kasus teranyar pembunuhan Mirna karena perkara yang sama, cemburu.
Semoga saja apa yang dialami si ibu pelanggan warung sebagai sebuah pembelajaran dari suami.
Allah SWT berfirman :
wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Qs. An Nisa : 34)

Mau cemburu??
Silakan, tapi jangan berlebihan.
Semangat ya Bu
Semangat ya Pak.
Ingat anak cucu.
Sering komunikasi biar langgeng sampai surga-Nya kelak.


Kertosono, 02 Februari 2016



Tiada ulasan:

Catat Ulasan