Jumaat, 26 Februari 2016

Galery MTQ 5 – Kami hanya Meminta Penafsiran yang Padat dan Jelas

Galery MTQ 5 –
Kami hanya Meminta Penafsiran yang Padat dan Jelas
By: Achmad Marzuqi

Lomba MTQ di Kabupaten Serang menyisakan kisah dan pengalaman tersendiri dan sulit untuk dilupakan. Kabupaten Serang menjadi tempat terakhir di Propinsi banten yang mengadakan MTQ. Lokasi MTQ ini menjadi lokasi paling jauh untuk dijangkau para peserta MTQ, Anyer. Dua naik angkot jika dari Terminal Merak dengan rata-rata waktu tempuh setiap angkot lebih dari setengah jam perjalanan.

“Akan terjadi persaingan yang sengit di Kabupaten Serang nanti, karena peserta akan tumplek blek di sana,” ujar kawanku yang juga aktif di dunia MTQ ini.
Setidaknya rasa lelahku terobati dengan suasana laut daerah yang katanya terletak di paling ujung Pulau Jawa ini. Eksotis. Indah.
Namun bukan itu yang memberiku kesan luar biasa di sini. Bukan keindahan laut, bukan lelahnya perjalanan jauh, bukan pula karena keramaian peserta. Akan tetapi kesan luar biasa itu muncul di saat aku berada di panggung panas melawan juri yang menurutku amat judes dan ceplas ceplos.
Aku tidak peduli dengan perkataan seorang official, bahwa jurinya itu alumni S1Madinah. Jadi wajar.
“Apa makna ad dawaab?”
“Binatang melata,” jawabku mantap.
“Kalau dalam konteks ayat ini, apakah binatang melata?”
Aku berpikir sejenak, “tentang makhluk Allah, tentang manusia,” jawabku sambil menyuguhkan beberapa ayat pendukung.
“Mengapa orang-orang kafir dicap sebagai syarra dawaab?”
“Karena mereka tidak beriman,” jawabku lagi.
Juri langsung menyahut, “iya jelas. Orang kafir itu tidak beriman. Yang saya tanya adalah kenapa Allah mencap mereka syarra dawaab. Apa alasannya?”
Aku mencoba membaca ulang dengan teliti, surat Al Anfal ayat 55.
“Jadi, karena ketidakimanan mereka. Mereka berani melakukan kemunafikan dengan cara menyalahi janji yang telah mereka ikrarkan.”
“Kamu ini malah berputar tidak jelas. Alasan! Berikan alasan!” kata juri mulai kehilangan kesabaran.
Entah siapa yang sepantasnya kehilangan kesabaran, aku atau dewan juri. Akupun kembali memberikan alasan yang sudah aku sampaikan barusan.
“Baiklah untuk memudahkan coba Anda baca surat Al Araf ayat 179 (wa laqad dzaro’naa li jahannama...) ,” juri mulai memberi klue.
Akupun melanjutkan ayat yang dibacakan awalnya tadi oleh dewan juri.
“Jadi sudah faham sekarang?” tanya juri.
aku mengangguk pelan dan mulai mendapat pencerahan. Seperti yang telah aku posting di dalam Trik Menjadi Juara MTQ bahwa salah satu bagian penting dalam penafsiran. Menghubungkan ayat dengan ayat yang lainnya biar bisa saling menguatkan.

    Jumat, 26 Feb 2016 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan