Galery MTQ 5 –
Kami hanya Meminta Penafsiran
yang Padat dan Jelas
By: Achmad Marzuqi
Lomba MTQ di Kabupaten Serang menyisakan
kisah dan pengalaman tersendiri dan sulit untuk dilupakan. Kabupaten Serang
menjadi tempat terakhir di Propinsi banten yang mengadakan MTQ. Lokasi MTQ ini
menjadi lokasi paling jauh untuk dijangkau para peserta MTQ, Anyer. Dua naik
angkot jika dari Terminal Merak dengan rata-rata waktu tempuh setiap angkot
lebih dari setengah jam perjalanan.
“Akan terjadi persaingan yang sengit di
Kabupaten Serang nanti, karena peserta akan tumplek blek di sana,” ujar kawanku
yang juga aktif di dunia MTQ ini.
Setidaknya rasa lelahku terobati dengan
suasana laut daerah yang katanya terletak di paling ujung Pulau Jawa ini.
Eksotis. Indah.
Namun bukan itu yang memberiku kesan luar
biasa di sini. Bukan keindahan laut, bukan lelahnya perjalanan jauh, bukan pula
karena keramaian peserta. Akan tetapi kesan luar biasa itu muncul di saat aku
berada di panggung panas melawan juri yang menurutku amat judes dan ceplas
ceplos.
Aku tidak peduli dengan perkataan seorang
official, bahwa jurinya itu alumni S1Madinah. Jadi wajar.
“Apa makna ad dawaab?”
“Binatang melata,” jawabku mantap.
“Kalau dalam konteks ayat ini, apakah
binatang melata?”
Aku berpikir sejenak, “tentang makhluk Allah,
tentang manusia,” jawabku sambil menyuguhkan beberapa ayat pendukung.
“Mengapa orang-orang kafir dicap sebagai
syarra dawaab?”
“Karena mereka tidak beriman,” jawabku lagi.
Juri langsung menyahut, “iya jelas. Orang
kafir itu tidak beriman. Yang saya tanya adalah kenapa Allah mencap mereka
syarra dawaab. Apa alasannya?”
Aku mencoba membaca ulang dengan teliti,
surat Al Anfal ayat 55.
“Jadi, karena ketidakimanan mereka. Mereka
berani melakukan kemunafikan dengan cara menyalahi janji yang telah mereka
ikrarkan.”
“Kamu ini malah berputar tidak jelas. Alasan!
Berikan alasan!” kata juri mulai kehilangan kesabaran.
Entah siapa yang sepantasnya kehilangan
kesabaran, aku atau dewan juri. Akupun kembali memberikan alasan yang sudah aku
sampaikan barusan.
“Baiklah untuk memudahkan coba Anda baca
surat Al Araf ayat 179 (wa laqad dzaro’naa li jahannama...) ,” juri
mulai memberi klue.
Akupun melanjutkan ayat yang dibacakan
awalnya tadi oleh dewan juri.
“Jadi sudah faham sekarang?” tanya juri.
aku mengangguk pelan dan mulai mendapat
pencerahan. Seperti yang telah aku posting di dalam Trik Menjadi Juara MTQ bahwa salah satu bagian
penting dalam penafsiran. Menghubungkan ayat dengan ayat yang lainnya biar bisa
saling menguatkan.
Jumat, 26
Feb 2016
0 ulasan:
Catat Ulasan