Kepuasan Seorang Penggembala
Apa
yang kamu fikrkan ketika mendengar kata gembala?
Ingat
Al Kitab..
Bisa
jadi, jika kamu penganut Nasrani.
Ingat
lagunya Tasya Kecil, Aku adalah anak gembala.
Hehe,
itu namanya masa kecil bahagia.
Ingat
kambing, domba, sapi dan sejenisnya.
Hmmmm,,
tak salah.
Aku dan Kambing-kambing milik kakakku |
Dari
yang dulu empat ekor kini telah menjadi enam ekor jumlahnya.
Namun
keputusannya untuk hijrah ke rumah mertua beberapa hari lalu telah mengubah
segalanya.
“Kalau
Mas ke Cilacap, siapa yang mengurus kambing-kambingnya?” tanyaku sebelum dia
berangkat.
“kamulah
Mad, kan kamu yang di rumah,” katanya santai.
Enak
aja nih kakakku bilang.
Keputusan
tetaplah keputusan.
Dan
benar di saat kakakku berangkat, tongkat estafet kepenggembalaan jatuh di
tanganku. Dan aku bisa merasakan betapa menggembala itu bukan suatu perkara
yang mudah tentunya.
Dibutuhkan
ketelatenan.
Menaiki
ranting-ranting pepohonan demi mendapatkan dedaunan.
Menapaki
jalan-jalan becek, melintasi air sungai dan comberan.
Itu
baru sehari, bagaiamana dengan kakakku yang sudah hampir dua tahun ini?
Ini
juga yang dialami oleh setiap Nabi di masanya.
“Tidaklah
Allah mengutus seorang Nabi pun melainkan dirinya pasti pernah menggembala
kambing. “ Maka para sahabat bertanya: “Apakah engkau juga wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya, aku pernah menggembala kambing milik seorang penduduk
Mekah dengan upah beberapa qirath.” (HR. Bukhari)
Kepuasan
aku dapatkan meski hanya menggembala sesaat.
Kepuasan
saat membersihkan kandang dari segala kotoran hewan peliharaan.
Kepuasan
saat memberi makan kambing-kambing yang kelaparan.
Kepuasan
saat mengelus bulu lembat kambing betina dan jantan.
Sayangnya,
dasar aku orangnya malas dan tak bisa telaten mengurus. Kakakku yang paling
besar yang akhirnya mengurus segalanya. Dan aku hanya bisa jadi cadangan, jika
benar-benar amat dibutuhkan aku baru turun tangan. Memberinya makan dan juga
membersihkan kandang.
Buat
kakakku yang “hijrah” ke rumah mertua di Cilacap. Semoga kau baik-baik di sana,
bersama keluarga dan menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Nganjuk, 29 Maret 2016
Tiada ulasan:
Catat Ulasan