Selasa, 19 April 2016

PENAMPILAN YANG TAK DIHARAPKAN

Entah apa yang aku rasakan saat ini. Sebuah rasa percaya diri tiba-tiba menghilang laksana buih diterjang ombak di lautan lepas. Belajar berhari-hari mempersiapkan diri namun hasilnya sungguh di luar kendali.

Kisah ini berawal dari telepon seorang dosenku sekitar sebulan lalu. Dari sana aku tahu kalau aku diminta untuk mengisi bagian kosong di cabang Tafsir Indonesia Putra, dalam Musabaqah Tilawatil Quran sebagai utusan kota Sukabumi menuju Provinsi. Melihat jadwal yang ada, alhamdulillah tidak ada bentrok waktu sehingga aku pun menyanggupi.

penampilan MTQ yang tak diharapkan
Selanjutnya diadakanlah pembinaan seluruh peserta di semua cang, di sebuah Wisma bernama Kenanga. Sebuah wisma di pinggiran jalan Selabintana. Selama tiga hari belajar dari sekedar tes hafalan hingga penafsiran Al Quran. Dimulai tanggal 1 hingga 3 Maret 2016. Pak Mukhtar saat itu langsung menjadi pembinaku.

Tanggal 16 April 2016 menjadi titik tolak keberangkatan kafilah. Ada 27 kabupaten dan kota yang akan bertandang untuk beradu di ajang Musabaqah. Sementara Kota Tasikmalaya sebagai tuan rumah. Karena posisiku ada di Jawa, maka aku putuskan untuk langsung datang ke lokasi. Dengan Kereta Api Kahuripan sebagai alat trnsportasi. Bersama Amir, Saiful, Tasyrifah dan Mbak Leily. Sebagai tempat penginapan sementara, pilihan jatuh pada hotel Widuri.

Entah sebuah kutukan atau kebetulan jika penampilan peserta di hari pertama itu nilainya sebagai percobaan. Sehingga ketika di hari berikutnya ada penampilan peserta yang lebih bagus atau hampir serupa dengan sebelumnya maka nilai peserta pertama akan poinnya diturunkan. Dan itu yang aku rasakan. Tampil sebagai peserta di hari pertama cabang Tafsir Indonesia Putra dengan nomor peserta 568.

Namun bagiku hal yang terpenting adalah sebuah kesiapan mental. Karena rata-rata deg-degan menjadi momok yang begitu menakutkan. Belum lagi mendengar ada peserta yang mempunyai lebih banyak jam terbang. Bismillah aku tampil sebisa yang aku lakukan. Hasilnya?

Dari empat pertanyaan tahfizh yang diajukan, ada 1 dorongan (jally) dan dan dua ketokan (khoufi). Sementara banyak pertanyaan mengenai tafsir namun hanya satu yang tak mampu aku jawab. Yakni tentang tiga orang pemimpin kafir yang gugur di medan Perang Uhud.
Belakangan aku mengetahui bahwa kesalahan jawaban dari pertanyaan tahfizh adalah
“Laman tabi’aka minhum la amla anna jahannama (Al A’raf ayat 18)
Sedang jawaban dari pertanyaan tafsir adalah Thalhah bin Abi Thalhah, Walid bin Mughiroh, Usman bin Thalhah dan masih banyak lagi.
Semoga penampilan ini menjadi pelajaran di kemudian hari

Hotel Widuri, 19 April 2016

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts