Sabtu, 19 Mac 2016

BEKAL HIDUP BUKAN SEMBARANG BEKAL

وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال
(afdhalul ilmi ilmul haali, waafdhalulu amali hifzhul haali)
Pernah mendengar kalimat di atas?
Kalimat yang bila diperhatikan mengandung kata kunci “ilmu dan amal”. Kalimat yang bila diartikan kurang lebih akan bermakna, “ilmu yang paling utama adalah ilmu tingkah laku. Dan amalan yang paling  utama adalah menjaga tingkah laku itu.”
Pembekalan dengan TPQ Sasa Sukabumi

Luar biasanya kalimat di atas aku dapati dari sebuah kitab yang tentu sangat familiar di kalangan pondok pesantren dengan basic salaf alias masih mempelajari makna-makna kitab kuning yang biasa disebut kitab gundul. Nama kitabnya adalah “Ta’lim Muta’allim”

Karena pembahasannya tentang kewajiban menuntut ilmu. Sebagaimana yang tercatat dalam sebuah hadits dari Rasulullah SAW.
“Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan” (HR. Ibnu Majah)
Maka timbul satu pertanyaan, ilmu yang bagaimana yang wajib dicari?

Dalam karyanya tersebut Imam Az Zarnuuji (penyusun Ta’lim Mutaallim) menjelaskan bahwa bukan sembarang ilmu tetapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
Semisal shalat, maka wajib bagi setiap muslim mengetahui ilmu yang ada sangkut paut dengan shalat, bisa rukun, syarat, sunnah, yang membatalkan dsb.
Demikian juga zakat, puasa dan haji.

Setelah bekal agama cukup maka cukupi pula bekal ilmu yang ada hubungannya dengan manusia (muamalah). Karena setiap sesuatu ada batasnya, dan batas itu diatur dalam agama.

Tentang keutamaan dan kewajiban. Keutamaan itu diibaratkan dengan sebuah kemasan, dan Kewajiban adalah isi dari kemasan tersebut.

Imam Al Ghazali mengatakan : ” Jika engkau dengan ilmu yang engkau dapatkan tidak mau mengamalkan, untuk apa engkau bersusah payah mencari ilmu yang tidak engkau ketahui”
Sebuah nasehat indah dari Imam Al Ghazali, bahwa dibalik ilmu yang kita dapatkan tersimpan kewajiban bagi kita untuk mengamalkannya. Untuk apa kita mempunyai atau membeli kemasan yang bagus, tapi kita tidak pernah membuka dan mempergunakan isinya.

Contoh kecilnya begini, membaca Al Quran adalah keutamaan, mengamalkan isinya menjadi sebuah kewajiban. Ziarah kubur, menjenguk orang sakit itu keutamaan, sementara mempersiapkan diri dengan mengingat kematian, mengambil hikmah dari orang sakit itu merupakan kewajiban.

Intinya apapun yang kamu lakukan semua membutuhkan bekal. Bekal itu ada di dalam ilmu agama.
Uang yang banyak tanpa disertai ilmu agama bisa kau salah gunakan.
Setinggi apapaun Jabatan tanpa ilmu agama bisa jadi senjata makan tuan.
Kecerdasan tanpa ilmu agama menyebabkan dirimu merasa jadi Tuhan.

Hal Min Maziid?
Adakah tambahan?

Nganjuk, 19 Maret 2016

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts