Isnin, 29 Februari 2016

DOA SAFAR

Perjalananku dari Nganjuk ke Bandung hari ini mengingatkanku pada sebuah percakapan dengan tetanggaku, beberapa pekan lalu.
"Mas," katanya. "Dulu ketika di pesantren seorang ustadz pernah mengajariku sebuah doa."
"Doa apa bang?" tanyaku.
"Doa perjalanan jauh. Seingatku ada di dalam Al Quran," katanya mengingat-ingat.
"Di dalam surat apa bang?"
"Itulah masalahnya Mas, aku lupa. Hehe," katanya sedikit terkekeh.
"Coba bacakan sedikit kalimat yang abang ingat. Biar aku tebak." kataku memberanikan diri.
Siapa tahu aku yang pernah bergelut di dunia pesantren, bisa menebak klue kalimat yang dia berikan. Hehe, sombongnya.

Heran saja, selagi aku menyodorkan doa, bismillahi majreeha wa mursaaha... (Qs. Hud: 41) dia bilang bukan.
Lalu aku bacakan doa safar yang lainnya di surat Az Zukhruf ayat 13, subhaanal ladzi sakhoro lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin... dia memberikan jawaban yang sama pula, "bukan itu Mas."
Padahal doa itu kan biasa aku ajarkan pada anak-anak di TPQ.

"Oh ya Mas," katanya kegirangan. "Pokoknya ada kalimat.. la roodduka ila ma'ad. Surat apa ya Mas?"
Aku mencoba mengingat. Cukup lama. Sepersekian menit. Sebelum akhirnya, "surat Al Qasas bang. Cuma ayatnya kurang tahu pasti. Harus membuka Al Quran terlebih dulu." Lalu aku bacakan ayat tersebut secara lengkap.
Dan kejadian beberapa pekan lalu itupun lenyap seperti buih di lautan. Seakan percakapan basa basi yang tiada mengandung manfaat.

Kini, di sela termenungku di bangku kereta. Kucoba mengais pecahan percakapan itu, percakapan ringan dengan Bang Entis tetanggaku.
Kuraih Al Quran mini keluaran Beirut yang biasa aku bawa di dalam tas. Full Arabic Font.
Surat Al Qasas ayat 85.
"Innal ladzi farodho 'alaikal qur'ana la roodduka ilaa ma'aad. Qur robbii a'lamu man jaa a bil hudaa wa man huwa fi dholaalin mubiin.
(sesungguhnya yang mewajibkanmu menjalankan hukum hukum Al Quran benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah, "Tuhanku lebih mengegtahui siapa yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata.)

Gagal faham dengan maksud ayat ini. Kucoba membuka apa penyebab turunnya ayat ini. Ternyata dalam suatu riwayat saat Rasulullah Saw diperintahkan untuk hijrah ke Kota Madinah. Beliau merasakan kerinduan mendalam merasuk dalam hatinya. Berat hati ini tentunya disadari oleh Allah Yang Maha Tahu.  Maka turunlah ayat ini.

Hmmm.. wajar saja tetanggaku mendapatkan amalan doa ayat ini dari gurunya. Secara arti memang sangat mengena. Setidaknya ayat ini mengandung jaminan dari Yang Maha Memiliki bahwa tidak perlu takut. Kau akan selamat sampai tujuan dan juga saat kau kembali ke tempat asalmu berangkat.
Ka Kahuripan, 29 Feb 2016

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts