Khamis, 17 Mac 2016

CARA SEDERHANA MENJAGA
HAFALAN AL QURAN
by: Marzuqi Ahmad

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa Al Quran merupakan satu-satunya kitab Allah yang masih terpelihara keasliannya. Kitab suci yang masih murni, tanpa ada yang sanggup mengubahnya, menguranginya atau bahkan menambah kalimatnya.
Kemurnian dari kitab suci ini, di samping menjadi jaminan yang diberikan Allah sebagaimana yang Dia firmankan dalam Al Quran surat Al Hijr ayat 9:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Qs. Al Hijr: 9)
ajari anak membaca Al Quran sejak dini
Sebuah ayat yang memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya. Juga karena dengan izin Allah jutaan umat Islam mampu menjaganya melalui hafalan.
Tak pandang usia, tak pandang profesi, tak pandang generasi tak pandang pula status ekonomi. Semua Allah beri kemampuan untuk bisa menghafal Al Quran.
Namun perlu diketahui bahwa kemampuan yang dimiliki manusia mempunyai tingkat yang berbeda. Ada yang mudah, ada yang sedang, ada juga yang sulit. Waktu yang diperlukan untuk menghafalpun berbeda. Ada yang hitungan minggu, bulan bahkan sampai tahunan.
Timbullah pertanyaan, kenapa terjadi perbedaan kemampuan dalam menghafal Al Quran? Adakah yang melatari perbedaan kemampuan menghafal ini? Apa resep dari mereka yang mempunyai kemampuan menghafal Al Quran yang ayatnya, hurufnya mencapai angka ribuan ini? Lalu jika telah selesai hafalannya, bagaimanakah mereka menjaga hafalannya?
Sesuai tema yang kami tulis di atas, “Cara Sederhana Menjaga  Hafalan Al Quran” di sini kami akan memaparkan beberapa trik sederhana dalam menjaga hafalan tersebut. Tentu setelah melalui proses penjelasan berurut berikut ini.

A        Alasan Menghafal Al Quran
Sebenarnya untuk menghafal Al Quran tidak melulu membutuhkan alasan. Hanya nanti alasan akan diperlukan untuk memotivasi sesorang agar giat dalam menghafal Al Quran.
Musa, seorang bocah cilik yang lahir di Bangka, delapan tahun silam telah mampu menghafal Al Quran secara keseluruhan di usianya yang belum genap enam tahun. Adakah dia mengerti arti dari sebuah alasan?
Dalam sebuah diskusi di kelas, seorang siswa salah satu sekolah dasar, sebut saja namanya Afif ditanya alasan dia menghafal Al Quran semenjak usia SD. Jawabannya sungguh luar biasa.
“Saya mempunyai dua orangtua yang kurang mampu. Namun mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk mempunyai anak yang hafal AL Quran. Tiada yang dapat saya berikan selain saya akan memberinya mahkota kelak di hari kiamat.”
Sungguh luar biasa.
Pertanyaannya, alasan apa yang mendasarimu untuk menjadi hafizh (penghafal) Al Quran?
Apapun makananmu minumnya tetap Teh Sosro (wah jadi ngiklan, hehehe). Maksudnya apapun alasanmu, tetaplah disandarkan untuk menegakkan kalimat Allah, menjaga kitab-Nya.
Allah SWT berfirman:
“Dan bertakwalah kepada Allah. Allah akan mengajarimu.” (Qs. Al Baqarah: 282)
Juga firman Allah SWT dalam surat yang lain.
“Jika kamu menolong agama Allah. Maka Allah akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Qs. Muhammad : 7)
Sederhana kan?

B         Cara Menjaga Hafalan Al Quran
Catatan ini sebenarnya berawal dari sebuah pertanyaan seorang bapak pensiunan sebuah perusahaan di kota Surabaya. Di usianya yang telah memasuki kepala enam ini, semangat menghafalnya tetaplah semangat yang menyala-nyala.
“Mas, bagaimana sih cara mudah menjaga hafalan Al Quran? Soalnya saya sudah berusaha mati-matian menjaga hafalan Al Quran tetap saja banyak yang lupa.”
Bukan hal yang mudah menjawab pertanyaan bapak tersebut. Karena ada beberapa faktor untuk menjawabnya. Namun kami akan menjawabnya dengan konsep yang sederhana.

Selanjutnya ketika seseorang telah mampu menghafal Al Quran ada tugas yang menanti. Apaan tuh? Menjaga hafalan Al Quran.
Secara konsep ada tiga hal yang diperlukan untuk menjaga hafalan agar tetap nyantol di kepala. Konsep ini kami namakan dengan “Triple M” (3M)
1.        Membuat jadwal murojaah
Jadwal menjadi harga mati jika ingin hafalan tetap nyantol di hati. Tanpa jadwal maka murojaah kita akan kacau balau tiada beraturan. Untuk jadwal bisa dengan mingguan alias seminggu sekali khatam. Yang familiar adalah Jadwal Murojaah “Fami Bisyauqi”.
Bisa juga sepuluh harian dengan target 3 juz perhari atau bulanan, satu juz sehari.
2.        Mencari Partner
Meski tidak terlalu wajib, namun seorang partner atau teman atau bisa juga guru dalam menjaga hafalan amat diperlukan. Syukur teman itu juga seorang hafizh Al Quran. Karena dengan ini kita bisa tahu letak kesalahan hafalan kita.
Selanjutnya hal yang dilakukan adalah menyuruhnya menyimak hafalan kita, atau bergantian membaca (ayatan) dan sejenisnya.
3.        Masuk Komunitas Penghafal Al Quran
Tujuan dari komunitas ini selain untuk menjaga hafalan juga untuk menjaga ruh dan semangat qurani yang telah melekat dalam diri kita melalui ayat-ayat Al Quran yang telah kita hafal.
Sebagai manusia tentu tak dapat dipungkiri semangat yang dimiliki suatu saat akan naik suatu saat akan turun. Di dalam komusnitaslah semua masalah ini bisa terobati.
Bisa komunitas alumni pesantren tempat dulu menghafal, alumni sekolah, komunitas simaan Al Quran seperti Rutinan dan Mantaban, komunitas ODOJ (One Day One Juz) dan sebagainya.
Itulah 3 cara menjaga hafalan Al Quran secara konseptualitas.


C        Metode Sederhana Menjaga Hafalan Al Quran.
Berangkat dari sebuah ayat yang Allah SWT abadikan dalam Al Quran surat Al Muzzammil ayat 6:
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu) dan bacaan (Al Quran) di waktu itu lebih berkesan.”
Maka metode sederhana untuk menjaga hafalan Al Quran adalah membacanya di saat-saat shalat malam.
Lalu bagaimana jika tidak sempat bangun malam?
Saya akan balik bertanya, berapa rokaat kamu shalat wajib?
Berapa rokaat pula kamu melaksanakan shalat sunnah?
Jika kamu telah menemukan jawabannya, maka saya juga akan memberikan jawabannya. Jika tidak sempat kamu baca di saat-saat shalat malam, maka bacalah di saat kamu selesai membaca surat Al Fatihah dalam shalatmu. Sedikit tak masalah asal istiqamah.
"Amal yang disukai Allah adalah amal yang sedikit namun istiqamah (kontinue)"
(HR. Muslim)
Itu lebih sederhana.
Itu juga jawaban yang aku berikan kepada bapak pensiunan dari Surabaya.
Percayalah. Kami telah menerapkannya di Pesantren Al Khairiyah Sukabumi dan atas izin Allah hafalan anak-anak didik kami tidak diragukan kelancarannya.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Nganjuk, 17 Maret 2016  

3 ulasan:

  1. Saya jg pngen hapal alquran. Tpi blm kesampaian

    BalasPadam
  2. Saya jg pngen hapal alquran. Tpi blm kesampaian

    BalasPadam
  3. Mbak Sri Wahyuni,insyaallah nggak susah,
    bila kita mau istiqamah

    BalasPadam

Popular Posts