Rabu, 10 Februari 2016

MATERINYA HOT
Oleh: Achmad Marzuqi

Bahasa menjadi sebuah ungkapan pembicaraan yang wajib dalam pergaulan. Pelafalannya harus jelas, lengkap dan bisa difahami. Salah ungkap saja bisa menimbulkan salah arti, salah penafsiran. Jika sampai miskom alias minim komunikasi ujung-ujungnya bisa bahaya.
Masih ingat kisah Khalifah Umar yang mengirim pesan melalui kurirnya supaya diberikan kepada seorang gubenur. Dalam tulisan itu hanya ada tulisan Alif, Qaf, Ba, Lam dan Ha (أقبله) yang artinya “Terimalah dia.” Dasar bahasa Arab jaman itu semua huruf tak memiliki tanda titik ataupun harokat. Sang gubernur merasa jika tulisan itu berisi huruf Alif, Qaf, Ta’, Lam dan Ha. (أقتله) yang berarti “Bunuhlah dia.”

Guru Hot versi anak-anak diniyah pinggiran
Merasa aneh dengan perintah sang kholifah, gubernur segera mengirim utusan untuk menanyakan tentang perintahnya yang dia anggap di luar syariat Islam. Umar segera mengoreksi diri dan meluruskan keadaan yang sebenarnya. Bayangkan, betapa berdosanya jika itu terjadi tanpa ada komunikasi.
Itu tentang tulisan, lalu bagaimana tentang pelafalan atau pengucapan?
Adalah Pak Ali, guru mengaji di sebuah diniah kecil di pinggiran Pasar. Di suatu maghrib dilihatnya ruang kelas Pa Tarom, teman mengajarnya ramai tak berguru. Dia pun penasaran dan ingin mengisi.
“Sekarang jam pelajaran siapa anak-anak?” begitu Pak Ali membuka pelajaran di kelas.
“Jam pelajaran Pa Tarom,” jawab anak-anak kompak.
“Materinya apa sekarang?” Pak Ali balik bertanya.
“Materinya HOT Pak.”
“Apa?” Pak Ali memastikan pendengarannya.
“HOT Pak.”
Gubrak. Materi Khot (tentang gaya kepenulisan) dibilangnya HOT.

Kertosono, 09 Februari 2016

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts