Sabtu, 9 April 2016

Ikhtisar Asbabun Nuzul Surat At Taubah
Ayat 77 – 93

1.        (Ibnu Jarir At Thobari dan At Thobroni dari Ibnu Mardawaih)
Tentang perkataan Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya bahwa akan datang seorang dengan pandangan mata seperti setan. Maka tak lama kemudian mereka memang datang dan ditegur oleh Rasul, “Atas dasar apa kau dan sahabatmu memaki aku?” Orang itupun pergi lalu kembali dengan para sahabatnya dan mereka bersumpah atas nama Allah jika mereka tidak memaki beliau.
Turunlah ayat 74
Yahlifuuna Billahi Maa Qaaluu (At Taubah : 74)
Asbabun Nuzul



2.        Sebuah kisah tentang kegagalan orang-orang munafik yang ingin mencelakakan Nabi di sebuah bukit seusai Perang Tabuk menjadi bumbu dalam ayat 74 ini. Tepatnya di dalam kalimat
Wa Hammu Bi Maalam Yanaaluu (At Taubah : 74)
Saat itu Rasulullah SAW bersama dengan Hudzaifah bin Yaman (menghalau unta Rasul) dan Ammar bin Yasir (memegang tali unta)

3.        Selain karena orang-orang munafik diberi hak yang sama dengan orang mukmin. Sebuah kisah terjadi seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah. Seorang maula Bani Adi bin Kaab membunuh lelaki dari kaum Anshor, maka rasul membayarkna diyat sebesar 12.000 dinar. Maka turunlah:
Wa Maa Naqamuu Illaa An Aghnaakumullahu .. (At Taubah : 74)

4.        (Hasan bin Sufyan, Ibnu Mundzir, Abu Syeikh Asyari dll dari Abi Umamah) dengan redaksi yang hampir sama (Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Ibnu Abbas)
Kisah Tsa’labah dan permintaannya kepada Rasulullah SAW hingga dia memperoleh kekayaan. Ibadahnya yang rajin lambat laut menjadi malas sehingga berturut-turut meninggalkan jamaah hingga Jumah. Saat turun perintah zakat
Khudz Min Amwaalihim shadaqatan ... (At Taubah : 103)
Rasul mengutus sahabat meminta zakat dari Tsa’labah, sayangnya dia enggan sehingga turun firman:
Wa Minhum Man ‘Aahadallaha ... (At Taubah : 75)

5.         (Hafizh Al Bazzar dari Abi Hurairah)
Abdurrahman Bin Auf menyumbang 4 ribu dinar (2 ribu untuk jihad sisanya untuk keluarga), ada juga yang bersedekah dengan segantang kurma, karena dia hanya mempunyai dua gantang. Terhadap mereka orang Munafik bilang kalau yang sedekah banyak berarti riya’ sedang yang sedikit sedekahnya dibilang Allah tak butuh itu. Turunlah :
Al Ladziina Yalmizuunal Muthowwi’iina ... (At Taubah : 79)

6.         Kegembiraan yang meliputi hati kaum munafik pimpinan Abdullah Bin Ubay karena diperintahkan oleh Rasul untuk tetap tinggal di Madinah
Farihal Mukhallafuuna Bi Maq’adihim ... (At Taubah : 81)

7.         (Muhammad Bin Ka’ab)
Menyoroti perkataan seorang lelaki Bani Salamah, “La Tanfiruu Fil Harr.” Padahal Rasulullah SAW telah berusaha keras mengajak berjihad ke Tabuk.
Allah menjawab perkataan mereka tersebut dengan firman-Nya:
Qul Naaru Jahannama .... (At Taubah : 81)

8.         (Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
Menceritakan permintaan anaknya Abdullah bin Ubay yang meminta rasul untuk mensholatkan ayahnya. Umar menegur Rasulullah dan mencegahnya. Namun Rasul tetap bersikukuh sampai bilang akan memintakan ampun. Turunlah firman Allah
Wa Laa Tusholli Alaa Ahadin Minhum ... (At Taubah : 84)

9.        (Ibnu Hatim dari Zaid Bin Tsabit)
Beliau bercerita sebagai penulis wahyu, saat ayat perintah jihad turun. Datang orang buta menanyakan cara berjihad mereka. Sehingga turun ayat
Laisa ‘Alad Dhu’afaai wa Laa ‘Alal Mardho .. (At Taubah : 91)

Selengkapnya:
Ikhtisar Asbabun Nuzul At Taubah 1 - 41
Ikhtisar Asbabun Nuzul At Taubah Ayat 41 - 66


        Shadaqallahul ‘Adhiim
#Mufarridaatul Quran


Le Dian Hotel, 09 April 2016 

0 ulasan:

Catat Ulasan

Popular Posts